KBRN, Jakarta : Guna mewujudkan komitmennya dalam mendukung pengelolaan hutan secara bertanggung jawab, Tetra Pak Indonesia kembali menggelar kegiatan yang melibatkan pelanggan dalam Indonesia Leadership Forum 2016.

Managing Director Tetra Pak Indonesia, Paolo Maggi mengatakan, sebagai mitra Forest Stewardship Council (FSC) di tingkat global dan lokal, Tetra Pak ingin memperkenalkan kepada pelanggan sistem sertifikasi FSC yang dapat melindungi hutan sekaligus memberi nilai tambah pada bisnis.

"Selain itu, dalam acara ini disampaikan pula akan manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial kepada kalangan bisnis di Indonesia, terutama pengguna produk-produk berbasis kertas seperti kemasan karton, tisu kertas dan lainnya," kata Paolo Maggi, di Hotel kempinski, Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Sebagai perusahaan yang memiliki perhatian besar terhadap lingkungan hidup, lanjut dia, pihaknya sangat perlu rasanya untuk terus secara berkelanjutan dan aktif memberikan informasi terkait pengelolaan hutan yang bertanggung jawab yang dilambangkan oleh sertifikasi FSC.

"Hal ini sangat penting bagi kami, karena sebagian besar kemasan Tetra Pak terbuat dari kertas yang berasal dari pohon, sebuah sumber daya alam terbarukan," kata Paolo.

Communications Senior Advisor Tetra Pak Indonesia, Mignonne Maramis Akiyama menambahkan, acara ini juga menginformasikan arti label FSC yang tercantum pada produk maupun kemasan sehingga memberikan nilai lebih atas produk berlabel FSC tersebut.

"Label FSC juga didukung oleh lembaga-lembaga Internasional seperti WWF, Greenpeace, HSBC, IKEA, dan masih banyak lagi sehingga selain memiliki nilai lebih dari segi lingkungan dan sosial juga menimbulkan citra yang baik di mata lembaga international untuk perannya dalam melindungi hutan di seluruh dunia," kata Akiyama.

Sementara itu, FSC Indonesia Representative, Hartono Prabowo mengungkapkan, pihaknya secara aktif terus memperkenalkan skema sertifikasi FSC bagi industri yang berkaitan dengan penggunaan hasil hutan, guna memastikan pengelolaan hutan dan proses produksi ramah lingkungan, bertanggung jawab, berkelanjutan dan dapat ditelusuri asal-usulnya.

Selain itu, target pengenalan sertifikasi FSC tidak hanya menyasar kepada produsen, tetapi perlu juga dilakukan edukasi kepada konsumen agar menggunakan produk-produk yang baik serta ramah lingkungan.

"Jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 250 juta jiwa merupakan pasar yang besar dan berpotensi menjadi penyebab tidak langsung kerusakan dan kehilangan hutan yang pada akhirnya mengganggu kelestarian hutan dan hasil hutan," terangnya.

Karena itulah, ia menilai momentum FSC Friday yang merupakan bentuk perayaan produk ramah lingkungan dan bertanggung jawab setiap tahun yang diselenggarakan secara serentak di seluruh dunia, sebagai salah satu program bagi FSC Indonesia untuk melakukan kampanye dan edukasi kepada konsumen secara lebih luas.

Di Indonesia acara FSC Friday 2016 di adakan di Grand Indoesia Moulin Rouge – Skybridge Level 5 Jakarta, yang diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti pameran dari produk-produk ramah lingkungan, lomba mewarnai bagi anak-anak, story telling, talk show terkait hutan dan pohon, penampilan Musik dari Musisi PASTO dan masih banyak lagi.

"Kami berharap dengan perhelatan tahunan FSC Friday ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dalam format yang ringan dan mudah dicerna sehingga masyarakat lebih mudah untuk memahami apa dan bagaimana memillih produk ramah lingkungan, Tentunya acara ini juga diadakan berkat dukungan penuh dari para mitra FSC yang telah bersama-sama kami dalam memperkenalkan kepada masyarakat dalam memilih produk-produk ramah lingkungan khususnya produk yang telah memiliki Label FSC," tandas Hartono Prabowo. (Heri.F/HF)